APA ITU PENDIDIKAN HUKUM ?
Bagaimana menyeimbangkan pengetahuan dan keterampilan hukum?
Menghasilkan Para Ahli Hukum Terbaik?
Krisis Pandemi Covid-19 saat ini membawa saya ke beberapa pertanyaan mengenai apakah kita menginginkan ahli hukum (lawyer) yang telah belajar banyak dan memiliki banyak pengetahuan, tetapi belum pernah mendengar, atau belum pernah diajarkan tentang hukum kesehatan, hukum dalam situasi darurat, dan cara yang dilakukan dalam menangani suatu pandemi atau apakah kita membutuhkan lawyer yang memiliki pengetahuan yang luas dan mendasar tentang sistem hukum dan juga memiliki keterampilan yang baik dalam mengakses bidang hukum baru secara kreatif dengan mencari solusi baru dan mengetahui bagaimana dan apa yang harus dilakukan dalam situasi apapun. Alasan Lain Saya lebih suka yang terakhir. Namun dengan alasan lain, yakni pengetahuan tentang peraturan dan hukum cepat sekali mengalami perubahan. Dalam dunia modern saat ini, situasi masyarakat pun berubah dengan cepat dan aturan dapat diubah lebih cepat secara terus menerus.
Peningkatan Kemajuan Pendidikan Hukum
Kita mungkin bisa menghitung berapa produk hukum yang setiap tahun dihasilkan oleh parlemen dan eksekutif, jumlah perkara di pengadilan, dan juga perjanjian internasional dan keputusan. Tidak akan ada lawyer, apalagi seorang mahasiswa hukum, yang dapat memperoleh dan menjalankan semua hal tersebut sepenuhnya. Jadi mari kita bersikap realistis dengan menyesuaikan kurikulum pendidikan hukum dengan kenyataan tersebut. Terlebih lagi, hal ini disebabkan dengan semakin banyaknya informasi hukum yang tersedia secara terbuka dalam berbagai situs. Pertanyaan hukum? Literasi? Kasus hukum? Kita memiliki akses pengetahuan hukum yang berlimpah. Sekarang, siswa dapat mengakses media sosial dengan mudah, kemajuan teknologi juga telah menawarkan banyak kesempatan. Hal ini pun dapat mengubah bagaimana metode para profesional hukum bekerja.
Apa yang harus kita lakukan?
Untuk mengatasi derasnya arus informasi saat ini, mahasiswa harus diajarkan mengenai keterampilan hukum. Siswa seyogyanya diajarkan mengenai cara melihat, mencari, dan membuat suatu inovasi dari diri mereka. Pada akhirnya, aspek tersebutlah yang membedakan mana lawyer yang paling baik dari yang lain. Pada saat yang bersamaan, hal ini juga akan mengurangi kebutuhan masyarakat dalam keinginan untuk mengetahuihal yang serupa. Pendidikan hukum mempersiapkan mahasiswa untuk mengetahui apa yang tidak mereka ketahui, yang jauh lebih banyak daripada yang mereka tahu. Jadi mari kita persiapkan mereka untuk menghadapi realita tersebut dan memberikan mereka keterampilan hukum untuk belajar lebih banyak mengenai kehidupan profesional di bidang hukum agar tidak gagap dan takut ketika mereka dihadapkan dengan tantangan baru yang tidak pernah diajarkan di fakultas hukum kepada mereka sebelumnya. Semakin banyak informasi yang didapat tentu semakin banyak pula pengalaman yang dimiliki seseorang di bidang tertentu dengan mudah dan cepat. Akan tetapi, hal ini dapat menimbulkan kondisi yang berbahaya karena telah mengabaikan aspek-aspek baru dan terlalu bergantung pada ingatannya sendiri. Seseorang dapat menjadi seorang spesialis dalam suatu bidang. Akan tetapi, hal itu merupakan sebuah ilusi karena menjadikan mahasiswa seorang spesialis dalam empat tahun tidaklah mungkin jika tidak pernah dibangun dengan upaya untuk mewujudkannya.
Yang pasti adalah terjadi perubahan peraturan, perubahan penerapan hukum, dinamika perkembangan perkara, dan perubahan masyarakat, pembangunan hukum baru menghampiri kita dan mengarah pada perkembangan hukum pada bidang-bidang yang baru. Namun yang tetap adalah kebutuhan untuk menjadikan sistem hukum itu tepat: yakni mempunyai sistem hukum yang hukum yang koheren dengan konsep-konsep mendasar dan secara umum dipahami. Dan memang hal inilah yang harus tetap diajarkan dan ditanamkan, yaitu Nilai-nilai, konsep dasar, dan pembangunan sistem hukum yang sistematis yang meliputi: interaksi antar bidang hukum, bangunan sistem hukum dan tata letak dasar dan desain ruang hukum yang berbeda. Memang benar: tetapi keterampilan hukum juga mengenai bagaimana memahami bidang yang baru; keterampilan hukum yang mampu memecahkan masalah untuk mengatasi bidang baru dan masalah sosial. Hal tersebut intinya berbicara mengenai keterampilan hukum tentang bagaimana cara mendekati area baru, bagaimana menemukan undang-undang yang relevan dengan kasus hukum, bagaimana menghubungkan informasi baru dengan isi hukum yang ada serta bagaimana mengolah informasi baru tersebut untuk menjadi argumen, aturan, penilaian atau saran baru untuk klien. Keterampilan hukum tidak hanya berbicara mengenai aspek peraturan dan hukum yang terus berubah, tetapi juga bagaimana menemukan dan membuat solusi untuk memecahkan masalah dan cara membangun argumen baru atau cara mengatasi masalah tersebut. Hal itu membutuhkan kreativitas, yang merupakan kompetensi yang penting dari semua orang termasuk lawyer. Tetapi kreativitas ini juga harus dilatih melalui pengajaran dan pelatihan keterampilan hukum secara komparatif.
Penyesuaian Kurikulum Hukum
Akhirnya: Perkembangan berbagai bidang hukum mengharuskan fakultas hukum untuk secara teratur mengevaluasi apakah perkembangan bidang hukum baru tersebut cukup memadai; apakah dan bagaimana keterampilan hukum ditawarkan dalam sistem kurikulum dalam semua perkuliahan; dan apakah perkuliahan dan topik yang ada masih layak memiliki cakupan dan alokasi waktu (sks) yang sama. Hukum internasional, perdagangan internasional, hukum bisnis internasional, hukum antikorupsi, hukum kesehatan, hukum lingkungan, ilmu empiris (forensik, penelitian empiris), hukum imigrasi, hukum keuangan, kekayaan intelektual, adalah beberapa contoh nyata. Tetapi karena saya berpendapat bahwa kita tidak dapat mengajar semua mata kuliah tersebut dan seharusnya menginvestasikan waktu dan energi dalam keterampilanhukum dalam arti luas, kita harus membuat pilihan dan juga membuat perkuliahan yang ada lebih efisien dan efektif.
Belajar Dengan Praktik Nyata
Kita mengetahui bahwa manusia, terrmasuk mahasiswa belajar melalui praktik; sebut saja dalam hal olahraga, tetapi ini juga dalam hal belajar hukum. Kita belajar tidak hanya dengan melihat atau membaca, tetapi harus pula dengan praktik seperti menulis makalah, berdiskusi saat kuliah, ikut serta dalam praktik peradilan semu dll. Dan kita juga diharapkan tidak hanya belajar dengan mendengarkan ceramah pada saat kuliah bersama dosen. Penelitian telah menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil dari apa yang disampaikan dosen saat perkuliahan benar-benar diingat oleh mahasiswa. Oleh karena itu, cara yang jauh lebih baik adalah dengan berlatih, praktik, menulis, berbicara, membuat ringkasan, atau menyediakan beragam mode pengajaran seperti membentuk grup interaktif kecil untuk menonton video dan membaca buku bersamasama. Tapi satu hal yang pasti digambarkan melalui sosok pesepakbola Johan Cruijff yaitu jika ia tidak berlatih setiap hari di jalan ketika dia masih muda, dia tidak akan pernah menjadi pemain sepakbola yang hebat. Lawyer pun juga begitu, ia tidak akan menjadi sukses jika tidak bisa mempraktikkan kemampuannya dengan baik.